Dwi Kolifah, Wanita Pati Yang Sukses Dengan Barang Rosok

Dwi Kolifah, Wanita Pati Yang Sukses Dengan Barang Rosok
Dwi Kolifah, Wanita Pati Yang Sukses Dengan Barang Rosok

Pati, Bagi sebagian orang tumpukan barang rongsok yang kotor busuk dan berkarat sangat menjijikkan dan tidak enak dipandang mata. Tetapi di tangan seorang wanita anggun bernama Dwi Kolifah warga Dukuh Triwil Desa Sinoman Pati Jateng ribuan ton barang rongsok jenis plastik, kaca, logam, botol, beling, sandal, karpet hingga kertas malah menjadi ladang sumber kehidupan. Dwi Kolifah wanita Pati Jateng ini sukses memanfaatkan barang rongsok tersebut sebagai mata pencaharian sehari hari. Dengan tumpukan rosok yang ada di sekitar lingkungan rumahnya setiap hari aktivitasnya dilakkan dengan dibantu para pekerjanya. Kegigihannya ternyata membuahkan hasil berlipat ganda setelah barang rosok yang disetor pada dirinya dipilah dan dijual ke berbagai kota besar baik Solo, Semarang, Kudus, Rembang dan lainnya.

Meski penampilan sederhananya, dia adalah pemilik gudang barang bekas yang sudah besar di desanya. Itu merupakan jerih payah usaha Dwi Kolifah selama puluhan tahun bergelut dengan barang bekas, dimana usaha sebelumnya telah dilakukan orang tuanya. Dengan pengalaman sejak lama dirinya mampu mengikuti jejak orang tuanya dalam usaha barang rosokan.

Dalam menjalankan usahanya dirinya menerima barang rosok itu baik para pemulung atau penjual barang rosok. Barang barang tersebut ditampung dan dipilih yang baik untuk disetorkan ke pabrik atau penampung yang lebih besar.

Dwi Kolifah mengakui jika usaha itu sudah ditekuninya sejak tahun 1984 bersama orang tuanya. Dengan pengalaman yang matang saat ini dirinya dikenal sebagai srikandi rosok di Kabupaten Pati. Dengan usaha rosok memberikan penghasilan yang baik karena setiap dua hari sekali barang rosokan tersebut dijual atau dikirim ke luar daerah. Rata rata setiap dua hari sekali bisa terjual Rp.25 juta. Adapun hasil bersih yang didapat bisa mencapai 10 persennya.

Kegigihannya patut ditiru dan menjadi panutan, karena sebagai seorang wanita tidak malu untuk bergelut dan berkumpul dengan ribuan barang barang rosokan yang terbuang.Gs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.