Pati, Haryoso (65 th) adalah salah satu warga Desa Langse Rt.01/ Rw.01 Margorejo Pati Jateng merupakan lelaki yang kreatif dalam pengembangan produk olahan makanan ringan tempe kripik. Berkat kegigihannya usaha pembuatan tempe kripik yang ditekuni sejak tahun 1991 itu kini berkembang pesat dan banjir pesanan. Karena mempertahankan rasa dan menggunakan bahan alami banyak pelanggannya yang merasa puas.
Lelaki ramah pensiunan dari Kantor Dislautkan Pati ini selalu mengutamakan pelayanan yang baik kepada para pelanggannya. Dengan dibantu istrinya bernama Sutini dan 14 orang pekerjanya usaha olahan makanan ringan tempe kripik menjadi produk unggulan Desa Langse Margorejo dan Kabupaten Pati. Setiap hari sejak pagi hingga sore produk pembuatan tempe kripik dilakukan di tempat tinggalnya bagian belakang. Rumah produksi usahanya menjadi harapan semua pekerjanya karena bisa memberikan penghasilan yang tetap.
Setiap hari dalam pengolahan produk tempe kripik dibutuhkan sebanyak 120 bungkus atau
batang tempe kedelai khusus tempe kripik. Adapun bahan lain yang dibutuhkan berupa bumbu dapur, garam, tepung beras, tepung Ne atau Rose Brand dan minyak goreng.
Untuk mempertahankan rasa khas tempe kripik bahan bahan yang dipakai sangat alami dan tidak memakai bahan campuran. Produk yang dihasilkan setiap hari bisa mencapai 1.200 bungkus dimana masing masing bungkus berisi 10 buji tempe kripik. Untuk harga satu bungkus tempe kripik Rp.3.500 dari dirinya.
Hasil produk olahan makan ringan itu sebagian besar dikirim ke kota kota Jateng dan sekitarnya. Khusus untuk pengiriman ke Semarang setiap minggunya sedikitnya 8.000 bungkus secara rutin.
Haryoso ketika ditemui di rumahnya mengatakan jika usaha olahan makanan ringan tempe kripik ini sudah dirintis sejak 30 tahun lalu. Untuk memberikan legalitas secara resmi dan syah pihaknya sudah mendaftarkan di Dinas Kesehatan dan mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga ( SPP-IRT ) P-IRT No. 2153318012361013-18 dinyatakan telah memenuhi persyaratan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Untuk lebih terkenal di pasaran pihaknya memberikan label nama usahanya Hasil Olahan Tempe Kripik Dwi Rahayu dari Desa Langse Margorejo Pati.
Dirinya mengakui jika pesanan saat ini semakin banyak dan bertambah, namun karena terkendala dana maka usahanya belum maksimal. Pihaknya hanya berharap ada dukungan dan bantuan dana dari pihak terkait sehingga usahanya bisa lebih besar lagi.
Untuk menjaga kualitas rasa pihaknya tetap mempertahankan dengan penggunakan penggorengan dengan tungku kayu bakar dan alat potong tempe kedelai yang manual. Goes