FIRMAN SOEBAGYO SESALKAN PERNYATAAN MENTERI PERDAGANGAN

FIRMAN SOEBAGYO SESALKAN PERNYATAAN MENTERI PERDAGANGAN

Jakarta, Pernyataan Mendag Enggartiasto L pada akhir – akhir ini menunjukan sikap bukan negarawan dan sebaliknya justru membunuh karakter petani dan industri dalam negeri. Saya selaku wakil rakyat dan anak petani yang daerah pemilihan sebagai kota kelahiran saya yang basisnya adalah pertanian, perikanan dan garam kecewa dengan pernyataan tersebut. Beberapa hari lalu di media sosial Mendag juga membuat pernyataan bahwa garam lokal kalau dipakai utk infus berbusa dan pasien bisa mati. Hari ini di RM membuat pernyataan kontroversi yang sama bahwa gula lokal kalau dipakai untuk membuat jenang, dodol jamuran. Ini pernyataan yang menyesatkan tanpa ada penjelasan secara lugas apa sebabnya. Sebagai pejabat pemerintah harusnya melindungi dan mendukung kreatifitas masyarakat petani dan industri kususnya UKM dalam negeri terbalik jutru malah melemahkan dan tidak memberikan dukungan semangat kepada masyarakat khususnya petani tebu, garam dan industri dalam negeri khususnnya UKM. Sebagai mantan Pimpinan Komisi IV dan anggota DPR yang membidangi pertanian saya sangat kecewa terhadap pernyataan Menteri Perdagangan Engartiasto L. Itu sepeti pernyataan pedagang yang hanya bicara untung dan rugi. Pernyataan itu menunjukan hanya mencari pembernaran bahwa agar inpor itu dihalalkan dan jadi penbenaran, tetapi mafia importir yg diuntungkan dan menari diatas kesengsaraan rakyat. Firman Soebagyo anggota Komisi II yang membidangi pemerintahan sangat peduli kepada nasib petani dan indutri dalam negeri sangat kecewa pernyataan yg tanpa didasari penjelasan hasil kajian akademis yang bisa dipertanggung jawabkan. Sebagai penjabat pemerintah akan sangat menyasatkan dan membunuh karanter petani dan industri dalam negeri. Firman mengakui bahwa ada industri gula dalam negeri yang kadar imkumisa nya (kebersihan) maximal 200 tidak terpenuhi itu benar. Setelah Firman S melakukan kroscek kepada pengurus dan anggota APTRI benar ada hasil produksi seperti itu dimana gula pruduksi PTP BUMN.
Firman juga menyangkal bahwa tidak semua dodol menggunakan bahan baku gula dalam negeri jamuran justru jenang Kudus tidak pernah mengunakan row suger justru dodol Kudus itu selalu menggunakan gula lokal produksi pabrik gula Trangkil Pati dan menolak menggunakan gula inport/row suger. Jadi sebagai pejabat pemerintah harus hati hati untuk membuat pernyataan kepada publik yang bisa menyesatkan kalau penjelasnnya tidak clier. Seperti kita ketehahui bersama bahwa dari rezim ke rezim komonditi pangan selalu menjadi mainan mafia pangan dan para importir yang terkenal dengan istilah 9 samurai atau istilah 9 naga. Karena itu semangat penerintah harus dibalik bagaimana memperbaiki pruduk industri dalam negerinya bukan jutru membunuh semangat dan karakter petani dan industri dalam negeri itu sendiri.
Untuk itu Firman meminta tahun politik para pejabat pemerintah sebaiknya jangan asal membuat pernyataan yang tidak populer dan saya sebagai partai sangat kecewa dengan pernyataan seperti itu yang justru akan merugikan posisi Jokowi sebagai calon presiden incambent. Firman juga mengingatkan hati dalam berbicara dan jangan membuat kegaduhan di masyarakat khususnya petani dan industri, ungkap Firman dengan kecewa. Gs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.