Pati, Bupati Pati Haryanto melepas enam keluarga transmigran asal Kabupaten Pati di Dinas Tenaga Kerja, Sabtu (8/12).
Program transmigrasi yang dilakukan pemerintah terbagi menjadi dua, pertama program dari pemerintah pusat murni yang mana pembiayaan ditanggung oleh pusat seluruhnya. Kedua program sharing dimana pembiayaan bisa APBD provinsi dan APBD kabupaten.
Untuk enam keluarga yang mengikuti program transmigrasi di tahun 2018 ini, memakai program sharing dari APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBD Kabupaten Pati.
Pada kesempatan ini Bupati Pati Haryanto mengungkapkan, rasa harunya melihat enam keluarga yang memiliki tekad dan kegigihan sehingga mau bertransmigrasi keluar pulau Jawa. Enam keluarga ini rencananya akan bertempat di Sumatra Barat.
Selaku kepala daerah, Bupati sangat mengapresiasi keberangkatan transmigran di tahun ini yang rupanya memiliki gelar sarjana.
“Sangat jarang dan belum tentu ada, pasangan suami istri lulusan sarjana Ekonomi dan Bahasa Inggris mau atau berkeinginan bertransmigran, apalagi dengan keadaan pembukaan lahan baru,” tuturnya.
Keberangkatan transmigran dari Kabupaten Pati tahun ini berjumlah 6 keluarga dengan total keseluruhan 29 jiwa, meliputi suami, istri dan anak- anak. Total keberangkatan tahun ini lebih meningkat dari tahun lalu, namun yang terpenting dari semua itu, anak anak nantinya akan tetap bisa sekolah.
Bupati Haryanto tak lupa mendoakan, semoga dengan tekad transmigrasi ini dapat merubah nasib, serta yang ditempati bisa membawa berkah kepada warga Pati yang menempati.
Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Tri Haryama menjelaskan, pemberangkatan warga transmigran Kabupaten Pati yang berangkat hari ini akan menuju provinsi. “Kemudian menuju mess yang mana hari Senin rencananya akan dilepas menuju Sumatra Barat oleh Gubernur Jateng,” imbuhnya.
Lebih lanjut Tri Haryama mengatakan, setiap keluarga akan mendapat pengundian, untuk penempatan tempat tinggal. Untuk lahan sendiri masing masing keluarga mendapat 2 hektar, termasuk luas tanah halaman rumah dan juga tanah lahan yang akan digarap.
“Selagi massa penggarapan, warga transmigran belum berpenghasilan mendapatkan Jaminan Hidup (JADUP) dari pusat selama 1,5 tahun,” ungkap Kepala Disnaker.
Salah satu keluarga yang akan bertransmigrasi Puji Wijiastuti (istri) dan Kurniawan (suami), asal Desa Pegandan kecamatan Margorejo yang menyandang gelar sarjana ini mengungkapkan alasannya mengikuti program transmigrasi. “Ingin merubah nasib mas, agar bisa dan berharap merubah keadaan lebih baik dari sekarang ini,” akunya kepada tim liputan Humas Setda Pati. Hms/Gs