Pati, Berita10 – Banjir yang menerjang wilayah Pati selatan beberapa waktu yang lalu menyedot perhatian banyak kalangan, termasuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Warsiti. Dirinya yang juga berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) V, Kecamatan Tambakromo mengaku sempat merasakan banjir langganan ketika musim hujan tiba. Ia menilai, bencana banjir di Kabupaten Pati terjadi karena alih fungsi lahan di Pegunungan Kendeng menjadi areal pertanian.
Pemerintah Kabupaten Pati pun diminta segera mencarikan solusi nyata untuk menangani masalah ini, termasuk salah satunya adalah tentang perizinan pembukaan areal hutan menjadi kawasan pertanian. “Tentunya salah satunya yang menjadi penyebab ya hutan gundul itu mas, dulunya saya wilayah sana kan tidak pernah terjadi banjir lho. Dan itupun didukung adanya kebijakan soal alih fungsi lahan oleh pemerintah yang diataskan mas,” kata Warsiti belum lama ini.
Selain itu, pembangunan kawasan pemukiman tanpa disertai pengadaan saluran air (drainase) juga sangat berpengaruh terhadap aliran hujan yang menggenangi badan jalan. Pelebaran sungai dan saluran air pun dirasa oleh politisi partai Hanura ini, menjadi salah satu langkah tepat dalam mengurangi resiko banjir. Sehingga jika hujan turun dengan itensitas tinggi, air dapat mengalir lancar tanpa menggenangi jalan raya.
“Yang jelas kan memang curah hujan sedang tinggi ini mas, hal lainnya memang selokan ini juga harus diperhatikan, jangan kok malah dipersempit. Sungai juga demikian harus dilebarkan,” imbuh Anggota DPRD Pati dari komisi A ini. Seperti diketahui, wilayah Kecamatan Tambakromo menjadi salah satu dari 8 kecamatan di Kabupaten Pati yang terkena banjir bandang. Selain mengenangi area pemukiman, banjir bandang juga merusak tanggul yang berada di Desa Tambahagung, Tambakromo. Gos/Red