Pati, Sebanyak 411 orang mengikuti Bimtek Program Sinergitas Regulasi Dana Desa dengan Forum Komunikasi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, Mandiri, dan Sejahtera tahap III di Pendopo Kabupaten Pati, Senin (29/4).
Dalam hal ini Sekretaris Daerah Kabupaten Pati Suharyono menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajerial aparatur pemerintahan desa. Terutama kaitannya dengan pengelolaan keuangan desa. Pemerintah pusat telah menganggarkan dana desa. Pemerintah daerah juga selalu menganggarkan ADD (Alokasi Dana Desa). Semua ini agar dana-dana tersebut bisa dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya.
“Semakin lama, pemerintah desa diberi kepercayaan mengelola dana semakin besar,” cetusnya.
Suharyono menambahkan, dana desa 2019 mengalami kenaikan 13 persen, yaitu Rp 417.038.558.000. ADD juga meningkat empat persen. Semula di bawah Rp 140 miliar, sekarang menjadi Rp 142 miliar lebih. Artinya, semakin lama, kegiatan desa semakin bertambah dan desa diberi kepercayaan mengelola dana semakin besar.
Dengan besar dan bertambahnya dana desa disetiap tahunnya, Sekda menyamakan tanggung jawab kepala desa dengan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tertentu, dalam hal jumlah dana yang dikelolanya.
“Masing-masing desa bisa mengelola DD hampir Rp 2 miliar. Padahal itu belum termasuk dana-dana lainnya. Kalau dihitung, anggaran di desa hampir sama dengan anggaran OPD yang kecil, bahkan lebih besar. Contohnya Arpusda anggarannya paling hanya Rp 3 miliar. Dinas Ketahanan Pangan paling sekitar Rp 4 miliar. Jadi, dalam hal pengelolaan anggaran, Kades sama seperti kepala dinas eselon 2,” ujar Sekda.
Besarnya anggaran yang dikelola desa, lanjut Suharyono, banyak yang belum diimbangi kualitas SDM yang memadai. Maka, perlu diadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dalam hal pengelolaan DD dan ADD oleh perangkat desa.
Sementara itu Kabid Pengembangan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dispermades) Kabupaten Pati Sunaryo mengatakan, kegiatan Bimtek ini merupakan gelombang ketiga.
Kegiatan hari itu merupakan Bimtek hari pertama, sedangkan Bimtek hari kedua dan ketiga akan dilaksanakan di Hotel Griya Persada, Bandungan, Semarang.
“Forum ini digelar dalam rangka mengembangkan karakter dan budaya kerja yang guyub rukun antara lembaga desa dan aparatur lembaga desa. Kegiatannya antara lain
penguatan kapasitas aparatur pemerintahan desa dan penguatan kapasitas lembaga desa,” jelasnya.
Merinci peserta Bimtek, Sunaryo menyebutkan, peserta gelombang ketiga ini berasal dari delapan kecamatan berbeda, yakni Dukuhseti (12 desa), Tayu (21 desa), Gunungwungkal (15 desa), Margoyoso (22 desa), Wedarijaksa (18 desa), Tlogowungu (15 desa), Gembong (11 desa), dan Jakenan (23 desa).
“Masing-masing desa beranggotakan tiga orang peserta, sehingga totalnya 411 personel. Jumlah ini belum ditambah para kepala desa, maupun BPD (Badan Permusyawaratan Desa), atau sekretaris desa yang pada gelombang pertama maupun kedua belum sempat mengikuti, kemudian ikut pada gelombang ketiga ini,” tutupnya. Hms/Gs