Masyarakat Diminta Tak Pojokkan Penderita HIV/AIDS

Bupati Pati Haryanto meminta agar masyarakat tidak memojokkan para penderita HIV/AIDS. Sebab penyakit ini tidak akan menular hanya dengan berinteraksi dengan penderita.

Hal ini disampaikan Bupati Pati Haryanto di Pendopo Kabupaten Pati, Selasa (4/12), saat menghadiri pembukaan acara seminar yang bertema Pencegahan dan Penanggulangan AIDS dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia 2018.

Turut hadir di acara itu, Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesra, dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pati Ny Musus Indarnani Haryanto.

Dalam sambutannya, Bupati juga tidak menyalahkan masyarakat, ketika mereka memiliki stigma negatif bagi orang yang terjangkit HIV. “Meski penderita HIV setiap tahunnya bertambah, tidak pernah ada publikasi karena memang tidak boleh di-expose, sebab akan menimbulkan stigma negatif bagi masyarakat”, lanjut Haryanto.

Menurut Bupati penyakit ini berbeda dengan penyakit mematikan lainnya karena apalagi penyakit HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obatnya, dan baru bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanganan dengan minum obat secara teratur. “Karenanya masyarakat harus melakukan pencegahan, karena ketika penyakit ini sudah diderita akan menjadi beban hidup keluarga dan anak-anak”, lanjut Bupati.

Selain berganti pasangan, lanjut Haryanto, penyebab virus ini juga bisa diakibatkan karena LGBT. “Soalnya kalau untuk transfusi darah tidak mungkin sebab darah yang ada di PMI sudah melalui seleksi ketat. Memang pernah ada yang mencoba menyebarkan virus HIV lewat darah tetapi gagal”, ungkapnya.

Haryanto yang juga merupakan Ketua PMI Cabang Pati juga menegaskan bahwa seleksi untuk pendonor dan uji laborat darah di PMI sangat ketat dan menggunakan alat yang canggih.

Meski demikian imbuh Bupati, penyakit HIV juga belum tentu menular pada anak penderita, walaupun beberapa penemuan di lapangan membuktikan adanya kejadian seperti itu.

Data Kementerian RI tahun 2016 menyebutkan bahwa tahun 2008 ditemukan 10.362 ODHA sedangkan pada 2016 menjadi 27.963 ODHA, meningkat dua kali lipat.

Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa Pati menempati urutan ke-5 se-Jateng dan untuk jumlah kasus baru pada 2016 adalah sebanyak 100 temuan se-Kabupaten Pati. “Sehingga tahun 1996-2016 di Pati ada 1.019 kasus”, pungkasnya. Hms/Goes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.