Pati, Berita10 – Sejumlah langkah perlu dilakukan untuk mengatasi tingginya harga beras di Kabupaten Pati, sehingga meminimalkan imbasnya ke masyarakat. Pasalnya, kenaikan harga beras akan memengaruhi harga pangan lainnya di pasaran. Kenaikan harga beras ini telah dirasakan oleh masyarakat, setidaknya satu bulan terakhir. Dampak ini paling jelas dirasakan oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dimana pendapatan mereka cenderung tetap, sedangkan pengeluaran kebutuhan mengalami peningkatan.
Dengan demikian, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk mengambil tindakan agar harga beras kembali stabil. Salah satu rekomendasi yang diberikan yakni dengan operasi pasar dan memberikan bantuan sosial untuk meringankan beban MBR, serta memenuhi permintaan beras di pasaran. “Untuk mengatasi harga beras, Bulog harus berperan untuk menggelontorkan beras murah supaya meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah,” jelasnya. Adapun faktor penyebab kenaikan harga barang pokok, termasuk beras. Salah satunya, berkurangnya pasokan karena produksi dari petani turun. Ini merupakan dampak dari kemarau panjang yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat salah satu penyebabnya adalah kemarau panjang akibat el nino,” katanya beberapa waktu lalu. Menurut hukum pasar, jika ketersediaan barang mengalami penurunan, sementara permintaan tetap bahkan cenderung naik, maka akan terjadi kenaikan harga barang.“Hasil sektor pertanian menurun, hukum pasar berlaku keseimbangan antar ketersediaan barang dan permintaan pasar harus berimbang, kalau tidak terjadi keseimbangan bisa dipastikan terjadi gejolak harga,” sambungnya. Gos/Sol